RANGKUMAN DAN SOAL LATIHAN KELAS X
MATERI : Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal
SEMESTER 2 KELAS X
- Rencana usaha kerajinan
- Rancangan dan produksi kerajinan
- Penghitungan biaya produksi kerajinan
- Pemasaran langsung kerajinan
- Evaluasi hasil kegiatan usaha
1. Rencana usaha kerajinan harus mencakup beberapa aspek penting seperti ide produk, target pasar, analisis pasar, strategi pemasaran, dan manajemen operasional. Perencanaan yang matang akan membantu usaha kerajinan berkembang dan berhasil di pasar lokal maupun global.
Aspek-aspek Utama dalam Rencana Usaha Kerajinan:
- Identifikasi ide produk kerajinan yang unik dan menarik.
- Analisis tren pasar dan kebutuhan konsumen.
- Pertimbangkan bahan baku yang tersedia dan biaya produksi.
- . Target Pasar:
- Menentukan kelompok pelanggan yang akan menjadi sasaran penjualan.
- Analisis perilaku dan preferensi konsumen.
- Memahami potensi pasar dan persaingan.
- Menentukan kelompok pelanggan yang akan menjadi sasaran penjualan.
- Menganalisis kondisi pasar, termasuk ukuran pasar, tren, dan persaingan.
- Mencari tahu preferensi konsumen dan kelebihan serta kekurangan produk pesaing.
- Menganalisis kondisi pasar, termasuk ukuran pasar, tren, dan persaingan.
- Menentukan cara untuk memperkenalkan produk kepada target pasar.
- Menggunakan berbagai saluran pemasaran, seperti online, offline, dan event.
- Membuat strategi promosi yang efektif untuk meningkatkan penjualan.
- Menentukan cara untuk memperkenalkan produk kepada target pasar.
- Merencanakan proses produksi, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengemasan.
- Menentukan struktur organisasi dan manajemen usaha.
- Mengelola keuangan, termasuk anggaran produksi dan pemasaran.
- Merencanakan proses produksi, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengemasan.
- Mengatur urusan administrasi usaha, seperti perizinan, pembukuan, dan perpajakan.
- Mencatat semua transaksi keuangan dan aktivitas usaha.
- Mengatur urusan administrasi usaha, seperti perizinan, pembukuan, dan perpajakan.
- Kerajinan dari Bahan Limbah: Daur ulang bahan limbah seperti botol plastik, kertas, atau kain menjadi produk kerajinan yang bernilai.
- Produk Kain Flanel: Membuat berbagai aksesoris, mainan, atau dekorasi rumah dari kain flanel.
- Kerajinan Daur Ulang Kayu: Membuat berbagai produk, seperti hiasan dinding, meja, atau kursi dari kayu bekas.
- Kerajinan Tanaman Kering: Membuat berbagai produk, seperti bingkai foto, hiasan dinding, atau lilin aroma dari tanaman kering.
- Lilin Aromaterapi: Membuat lilin dengan aroma yang unik dan menenangkan.
- Kenali kebutuhan dan preferensi konsumen di pasar lokal atau target pasar yang ingin dijangkau.
- Tentukan apa yang membuat produk kerajinan Anda berbeda dan lebih unggul dari pesaing.
- Perhatikan desain produk, kemasan, dan cara penyajian agar menarik perhatian konsumen.
- Manfaatkan media sosial dan platform online untuk memasarkan produk kerajinan
- Jalin Hubungan dengan Pelanggan:
- Berikan pelayanan yang baik dan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan untuk meningkatkan loyalitas.
- Proses dimulai dengan mencari inspirasi dan ide untuk produk kerajinan yang akan dibuat. Ide dapat berasal dari budaya lokal, alam sekitar, atau kebutuhan pasar.
- Setelah ide dipilih, ide tersebut diwujudkan dalam bentuk sketsa dan studi model. Sketsa membantu dalam menguji ide dan bentuk produk, sedangkan studi model memberikan gambaran tiga dimensi yang lebih jelas.
- Petunjuk produksi adalah pedoman yang berisi langkah-langkah pembuatan produk kerajinan, termasuk pemilihan bahan, alat yang digunakan, teknik produksi, dan tahapan-tahapannya.
- Tahap ini melibatkan penentuan jenis, jumlah, dan spesifikasi bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi.
- Perencanaan ini mencakup tahapan-tahapan produksi, seperti pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing.
- Penjadwalan produksi mengatur waktu dan urutan setiap tahapan produksi agar proses berjalan efisien dan sesuai target.
- Pengendalian produksi memastikan proses produksi berjalan sesuai rencana dan kualitas produk terjamin, sementara pengendalian persediaan memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup.
- Setelah produksi selesai, dilakukan evaluasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk, serta proses produksi. Hasil evaluasi digunakan untuk melakukan perbaikan di masa depan.
- Pemilihan bahan yang berkualitas akan menghasilkan produk kerajinan yang awet dan memiliki nilai estetika yang tinggi.
- Pemilihan teknik produksi yang tepat akan membantu dalam menciptakan kerajinan yang unik dan menarik.
- Pemilihan alat dan bahan yang sesuai akan mempercepat proses produksi dan mengurangi risiko kerusakan bahan.
- Perencanaan produksi juga harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja, terutama jika melibatkan penggunaan bahan berbahaya atau alat berat.
- Perencanaan biaya yang baik akan membantu dalam mengendalikan pengeluaran dan memastikan profitabilitas usaha.
- Perencanaan produksi harus mempertimbangkan target pasar, termasuk preferensi, kebutuhan, dan kemampuan ekonomi mereka.
3, Biaya produksi
adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses manufakturing atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Perhitungan biaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal pengolahan, hingga barang jadi atau setengah jadi.
Akumulasi pengeluaran yang diperlukan oleh perusahaan untuk bisa memproses bahan baku hingga menjadi produk jadi disebut sebagai biaya produksi. Cakupan biaya produksi memuat 3 unsur, antara lain adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Production cost akan dibebankan kepada perusahaan hingga proses pengolahan menghasilkan barang yang siap dijual di pasaran. Nantinya, biaya tersebut akan diperhitungkan untuk per unit produknya, sehingga memudahkan penghitungan dan pengambilan angka keuntungan
4. Jenis-jenis Biaya Produksi
Penggolongan biaya produksi sangat penting dilakukan oleh perusahaan agar bisa mengetahui jenis pengeluaran apa saja yang dibutuhkan selama proses pengolahan barang. Sebuah perusahaan perlu menggolongkan biaya produksi agar memudahkan perhitungan harga pokok nantinya.
Pengklasifikasian biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap perhitungan laporan keuangan perusahaan. Perusahan harus bisa memahami dengan benar apa saja jenis biaya produksi, sehingga bisa memperhitungkannya secara tepat.
Pada umumnya, ada 5 jenis biaya produksi yang dikenal untuk mengakumulasikan pengeluaran saat pengelolaan barang. Simak ulasan terkait apa saja jenis-jenis biaya produksi yang ada di perusahaan manufaktur dalam rincian sebagai berikut.
2.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya variabel adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan mengalami perubahan, meskipun volume produksi barang mengalami peningkatan maupun penurunan. Jenis biaya yang satu ini mempunyai sifat pasti, sehingga bisa dianggarkan secara tepat.
Unsur biaya tetap mempunyai jumlah nominal sama yang harus dibayarkan pada setiap proses produksinya. Biaya tetap tidak akan mengalami pembengkakan sekalipun proses produksi sedang padat, sehingga bisa meningkatkan output.
Perusahan bisa merencanakan anggaran untuk biaya tetap tersebut karena sifatnya yang sudah pasti, sehingga tidak perlu khawatir akan terjadi penambahan atau pengurangan. Biaya produksi tetap ini biasanya akan dikeluarkan selama proses produksi masih tetap berjalan.
Salah satu contoh biaya tetap yang harus dibayarkan perusahaan dengan jumlah yang sama, meskipun volume produksinya berubah adalah biaya sewa pabrik. Perusahaan diharuskan membayar biaya tersebut secara rutin sesuai dengan harga yang sudah disepakati.
Bentuk lainnya dari biaya tetap adalah pengeluaran perusahaan untuk membayar gaji bulanan karyawan. Pengeluaran perusahaan lain yang juga bersifat tetap adalah biaya gaji untuk satpam pabrik yang menggunakan sistem pembayaran bulanan.
2.2 Biaya Variabel (Variabel Cost)
Jenis pengeluaran produksi perusahaan berikutnya adalah biaya variabel yang besarnya bergantung pada output. Apabila produksi barang semakin tinggi, maka biaya variabel juga akan mengalami peningkatan.
Biaya variabel hanya akan diperlukan pada saat proses produksi berlangsung, sehingga menjadi dasar pengeluaran per unit yang akan dilaporkan. Jenis biaya variabel yang ada diperlukan pada proses produksi adalah pembelian bahan baku.
Pengeluaran untuk membeli bahan baku biasanya akan dipengaruhi oleh target output selama proses produksi. Biaya variabel ini akan selalu mengalami perubahan selama proses produksi tersebut mengalami perubahan.
Saat proses produksi terhenti, berarti biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur adalah nol. Variable cost merupakan komponen biaya produksi yang penting untuk menentukan harga barang saat pemasaran berlangsung, dalam hitungan per unit.
2.3 Biaya Rata-Rata (Average Cost)
Average cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi kedepannya.
Biaya produksi per unit akan diketahui dengan cara memperhitungkan average cost ini. Selanjutnya, perusahaan bisa menentukan persentase laba yang ingin dicapai dari biaya rata-rata tersebut. Average cost akan dibandingkan dengan biaya tetap saat mengambil keputusan produksi.
Contoh Biaya Produksi
Biaya produksi diperhitungkan selama proses pengolahan produk dalam suatu bisnis pada perusahaan manufaktur. Salah satu contoh yang akan dibahas kali ini adalah pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang makanan dimana hasil outputnya adalah mie.
Dalam hal ini Perusahaan Makanan Sehat memproduksi mie kuning yang siap masak dengan output barang jadi sebesar 4.000 pack selama satu bulan. Berikut adalah rincian biaya produksi mie kuning tersebut selama satu bulan.
Biaya pembelian Bahan Baku = Rp. 11.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 3.500.000
Biaya Upah Satpam Pabrik = Rp. 2.000.000 (hanya selama proses produksi)
Biaya Sewa Pabrik = Rp. 1.500.000
Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan 4.000 pak mie kuning adalah Rp.18.000.000. Dari total pengeluaran tersebut dapat ditentukan biaya produksi per unit dengan cara membagi total biayanya ke total jumlah produk. Perhitungannya adalah Rp. 18.000.000 : 4.000 = Rp. 4.500.
SILAHKAN PELAJARI SOAL SOAL DI BWAH INI DAN DIKERJAKAN
17. Break-Even Point (BEP)
adalah titik di mana:
A. Total pendapatan
sama dengan total biaya
B. Total pendapatan lebih besar dari total biaya
C. Total biaya tetap lebih besar dari total biaya variabel
D. Total laba lebih besar dari total biaya
E. Total mendapt kerugian
18. Rumus untuk menghitung BEP dalam unit produk adalah:
A. Biaya Tetap /
(Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit)
B. (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit) / Biaya Tetap
C. Biaya Variabel per Unit / (Harga Jual per Unit - Biaya Tetap)
D. Biaya Tetap / Harga Jual per Unit
E. Harga Campuran dari kridit
19. Jika biaya tetap sebuah perusahaan adalah Rp50.000.000, harga jual per unit
adalah Rp100.000, dan biaya variabel per unit adalah Rp60.000, maka BEP dalam
unit adalah:
A. 500 unit
B. 1.000 unit
C. 1.250 unit
D. 2.000 unit
E. 3000 unit
20. Sebuah perusahaan memiliki biaya tetap sebesar Rp75.000.000, biaya variabel per
unit Rp25.000, dan harga jual per unit Rp50.000. Berapa unit yang harus dijual
untuk mencapai BEP?
A. 2.000 unit
B. 3.000 unit
C. 4.000 unit
D. 5.000 unit
E. 6000 unit
Komentar
Posting Komentar